Penulis: Bobby Milan Sopamena Lokra
Passo, 08 September 2021Ada mereka
banyak nama banyak kepala
namun satu hati dalam membangun pendidikan
Saat terdengar isak tangis di pelosok desa
tangisan milik anak-anak yang telah membasahi kertas
bersimbah tergenang duka.
juga tangisan menghapus tinta hingga tak bisa menulis surat agar didengar orang-orang kaya.
Bau amis dari air mata tercium di dasar hati paling curam.
mereka!
sehari, pagi sampai petang
bersama memikir pelita penerang belajar anak
harus terus diisi dengan minyak.
S'perti matahari
pelita perlu dilihat yang Kuasa
sebab pelita tak pernah membakar senyum di ribuan anak.
tiba malam tidur tak kunjung jua
waktu memberi pelukan dalam berjuang.
pemantik memijarkan cahaya
jari-jemari membuat lingkaran pada genggaman
maka terdengar sudah rintihan:
anak-anak Maluku jangan pernah
putus baca buku.
Perihal memberi rasa
mari bangun Maluku dengan ciuman
hentikan memberi parang bagi anak-anak.
Menari Cakalele adalah belajar
Parang itu pena
Salawaku sudah tak lagi kayu.
Salawaku sudah dipoles menjadi lembaran kosong
yang harus diisi kisah Nyong Pattimura
dan Nona Martha Tiahahu.
"Maluku merindu puisimu"
#Pergi-- Kunjungilah Teras UKIM. Ada Mereka yang Banyak Sekali Berbincang Kasih
#TerasUkim #KamiTembokdanJalan #KKB