PERMAVA Tolak Tambang Batu Kapur di Kei Besar: Soroti Ancaman Lingkungan dan Kejanggalan Izin

Penulis: JM

Ambon, 09 Juni 2025


Kota Ambon– Persatuan Mahasiswa Evav (PERMAVA) menyatakan sikap tegas menolak rencana aktivitas pertambangan batu kapur oleh PT Batulicin Beton Asphalt (BBA) di Pulau Kei Besar, khususnya di Desa Nerong dan Desa Mataholat. Sikap ini sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap kampanye #SaveKeiBesar yang kini tengah menggema di media sosial.

Ketua Umum PERMAVA, David A. Koanyanan, mengungkapkan bahwa rencana tambang seluas 90 hektar—yang berpotensi diperluas hingga 500 hektar yang mengancam kelestarian ekosistem pulau. Ia juga menyoroti belum adanya kejelasan legalitas izin tambang tersebut dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

“Jika wilayah pertambangan berada di luar zona yang diperuntukkan untuk kegiatan tambang, maka operasinya bisa dikategorikan ilegal dan bertentangan dengan Undang-Undang Penataan Ruang serta regulasi Minerba,” tegas David saat ditemui di ruang kerjanya di Ambon, Minggu (9/6).

PERMAVA juga mendesak pemerintah daerah maupun pusat untuk segera mengevaluasi izin pertambangan batuan nonlogam yang dikantongi PT BBA. Mereka mempertanyakan keabsahan dokumen penting seperti Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dua syarat krusial untuk aktivitas tambang yang luasnya melebihi 25 hektar.

Tak hanya itu, David juga menekankan pentingnya penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) oleh setiap entitas usaha yang ingin beroperasi di wilayah adat.

“Kami mendesak PT BBA untuk membuka secara transparan seluruh dokumen perizinan, menyampaikan rencana kerja secara terbuka kepada masyarakat, serta memastikan bahwa aktivitasnya tidak semata-mata berorientasi pada keuntungan,” lanjutnya.

Menurut David, ekspansi pertambangan ini berpotensi mengubah lanskap ekologis Kei Besar secara permanen dan mengancam ruang hidup masyarakat adat. Ia pun menyerukan agar seluruh elemen masyarakat bersatu dalam menjaga keberlanjutan pulau.

“Kami bukan sekadar penonton. Kei Besar adalah tanah warisan leluhur yang harus kami lindungi bersama,” tegasnya.

Kampanye #SaveKeiBesar kini terus meluas di berbagai platform digital, memperoleh dukungan dari berbagai kalangan, termasuk aktivis lingkungan, dan diprediksi akan menjadi gerakan yang semakin kuat dalam waktu dekat.


#SaveKeiBesar

Post a Comment

Kalau Ingin karya anda di muat pada halaman "Kawan Berpikir" segera kirimkan tulisan anda pada email kami di kawanberipikir@gmail.com, "nama penulis akan selalu kami sertakan", karena karya anda sangat bermanfaat pada kemajuan literasi kedepanya, terima kasih atas partisipasinya. salam literasi.

Previous Post Next Post
https://www.youtube.com/watch?v=3vuGHbp6MtM&ab_channel=Kawanberpikir

Contact Form