Untukmu; Biru

 

Pada jendela langit, aku Menggores kenangan hingga berdarah-darah lalu ku temukan kau; Biru

Risau ketika kau menangis, sambil melambaikan tangan untuk pulang, dan aku yang sakit ketika kau jatuh bersama pelukan jingga senja itu.

Aku duduk sendiri, melihatmu meloncat-loncat di tepian pantai sore itu, dengan gembiranya kau hingga membohongi sebagain makhluk yang berkediaaman di bumi tempat sunyi mengembara.

Aku melihat kau berbohong dengan dialektikamu, atau percakapan manis yang sering kau gunakan untuk masuk dalam sebua luka tak bertepi.

Namun apa boleh buat? Jika aku sudah mengetahui kediaman kebohongganmu.

Jadi jangan berbohong lagi,bilah sebagain besar lukamu masi terlihat pada bola matamu yang sekali-kali meneteskan kenangan pahit yang kau paksakan untuk manis.


Kenapa bisa begitu?


Negeri lama, 31 Oktober 2020

Sionselfanay

1 Comments

Kalau Ingin karya anda di muat pada halaman "Kawan Berpikir" segera kirimkan tulisan anda pada email kami di kawanberipikir@gmail.com, "nama penulis akan selalu kami sertakan", karena karya anda sangat bermanfaat pada kemajuan literasi kedepanya, terima kasih atas partisipasinya. salam literasi.

Previous Post Next Post
https://www.youtube.com/watch?v=3vuGHbp6MtM&ab_channel=Kawanberpikir

Contact Form