Wayame, 27 April 2023
Kita takkan tahu pasti!!!
Datang hanya sementara untuk Pergi selamanya...
Sombarku ber-pulang; Aku tak mengharapkan surga apalagi neraka.
Sebab, jalan peziarahannya ialah jalan Pengharapan pada Sang Kuasa...
Tumbuhkan kenangan pada karang, rumput, dan bunga-bunga hingga Mekar-lah!!!
Banyak yang tumbuh menjadi benalu, pemalu, bikin malu, hingga yang mamalia suka menyusui namun lupa memberi asi Semoga tanah memaafkan kehidupan...
Tiang Doa, dalam rumah telah patah
Patah asa, patah manara dalam, patah jari-jari untuk kata, suaraku bungkam
Doa-doa paling mulia itu bersemayam dalam dada setiap kita yang sering bikin luka bikin suka bikin diri lalu bunuh diri
Biarkan, kenangan bercerita tentang semua, tentang sesama, tentang segala yang pernah Ada...
Sebab, keringat dan Air mata selalu adalah jawaban pengorbanan
Dari sekian perasaan dan dari sekian tanya?
Maka, jadilah Mata Air...
Mata menangis, kepala tertunduk, dada-takrela tampung semua penyesalan
Hidup seakan tak adil memberi kehidupan
Sebagaimana, seharusnya hidup???
Apabila kematian ialah akhir!!!
Semoga kehidupan terus hidup...
Kehidupan ialah tanda dan penanda....
Kematian ialah kepastian; Tak ada kepastian dalam kehidupan bahkan sekalipun itu kebenaran....
Pada batu nisan-sebuah pesan beristirahat tenang.
Tinggal adalah sebuah pilihan.
Sejak manusia belajar membaca tanda-tanda, sebelum kelopak pejam
Dan sebelum kematian datang...
Manusia datang, manusia pergi.
Sewaktu-waktu satu-satu hilang.
Kita adalah sama hanya berbeda pada nasib.
Kini Aku bukanlah Anakmu dan Kau bukanlah Ayahku, Kita berdua hanyalah lelaki dewasa yang saling mengucapkan "Selamat Tinggal"...