Aku melihat jalur pemandangan dimana matahari mulai mengilang dengan membawa kenangan hari
ini yang terasa membeku, ditarik kehangatan senja di ujung bumi sore itu.
Angin malam itu memberikan suatu kerinduan tak terhitung , dan di setujui oleh semesta yang
memberikan tetesan air mewakili rindu pada raga yang kesepian karena kenangan hari itu.
Rindu semakin mendorong ku, membawaku ke titik jurang buta yang melumpuhkan hati; dimana
pernah didasari oleh cinta kasih dan mati hanya karena sebuah duri.
Mirisnya hati ini hanya karena setangkai mawar biru, menggoda dengan keindahan, membuat jatuh
hanya karena rasa ingin memiliki.
mungkin ini adalah salah ku?
Dimana aku menentang semesta agar aku tetap memiliki mawar biru itu tanpa tahu akan ada luka
karena rindu, sehingga kesepian selalu membungkus ku.
Ditekan keadaan dan dipukul mundur oleh kenyataan. parasnya menawan memberikan sebuah
keindahan; namun keindahan itu bukan untuk.
Dan aku tau aku mencintai mawar biru itu
Bukan menyukainya sehingga aku harus menyiramnya bukan mencabutnya.
~Batu gajah, 16 juni 2021
~Bryan uktolseja