Aku hampir ingin seperti dia
jadi orang yang dikatakan sukses dalam berpikir namun; hampir yang mungkin
mementingkan diri sendiri
mengkritik tanpa pandang bulu dengan mengecek kebenarannya, mungkin
sekali tapi bukan berulang yang dikali.
melampiaskan amarah kepada siapa walaupun diseret masa; alah yang dibilang
pribadi
Pengetahuannya-pun berlimpah ruah hingga mampu menyalahkan tanpa rasa
bersalah dan bodoh amat dengan tanggapan lain.
Aku hanya bisa tertunduk dengan rambut gondrong-ku layaknya padi kering
dengan bulir yang rimbun dan berat diatas-nya
Terimakasih untuk itu
Tapi maaf dia teman yang setia dan taat pula tak seperti diriku yang senang dan
bangga mendengarkan kata bangsa+t yang di keluarkan dengan pertanyaan
tersirat sekaligus pernyataan, karena salah sendiri.
Dia Senang melatih dan mengajar teman dan junior yang menciptakan pemikiran
kritis dan tidak melakukan pemerkosaan intelektual
Tak seperti diriku yang sudah di cap “dukun pembawa ritual putar gelas” karena
kesalahan diriku sendiri di malam itu.
Dan pikiran buruk mengenai-ku yang di bilang “lon” to the “te” karena
memperkosa Intelektual junior yang hampir dikatakan jatuh dari atas sekolah;latihan ke dalam
selokan;rakitan dan akhirnya perlu untuk diperbaiki dan dijadikan pembelajaran
setidaknya jangan mengambil kesimpulan yang tidak-tidak tentang-ku karena
masalah sebelumnya ada benar dan tidaknya, untuk itu kita perlu
“baku keku bukan baku kuku” yang mungkin patut diejawantahkan.
passo 15 juni 2021
mstr_sungky
Masuk kategori curhat lebih tepatnya?
ReplyDeleteBisa jadi sih?_
Delete