ASUMSI LONCAT DARI ATAS JMP


Kamis 19 Agustus 2021, hari itu beranda facebook yang tidak mengenal sunyi, di bunyikan dengan lonceng pemberitahuan sebegitu banyaknya, yang membuat saya ragu untuk menekan lihat, namun setelah saya membranikan diri untuk menekan dengan motivasi ingin melihat, seketika kaget besar dengan berita tentang penderitaan seorang pemuda yang loncat dari atas JMP hingga di telan maut. 


Yang menjadi Pertanyaan besarnya yaitu: Apa motivasi pemuda tersebut untuk melakukan tindakan sebegitu tragisnya? 

Di depan kampus orang basudara, asumsi begitu banyak di bangunkan dari tidur; yang beta takutkan, orang itu meningal karena dia di vonis covid19 Lalu dia stres, naik satu level Depresi Lalu memilih bunuh diri dengan tindakan loncat dari JMP ( Jembatan Merah Putih ). Desak seorang pemuda yang begitu serius. Ah seng mungkin, itu pasti orang Lego dia Karena mungkin dia mabu lalu tidur di atas JMP, tangapan seorang di sampingnya.


Asumsi-asumsi liar begitu banyak di bangun, namun jangan sampai kita terbangun untuk membuat sebuah gerakan, ada baiknya kita mengecek kebenaranya.

Tidak membutuhkan waktu lama, kematian pemuda tersebut di beritakan dalam sebuah media ( Tribun News ), namun tidak ada penjelasan sebab yang di aplikasikan hanya video pemuda tersebut. Ah media memang masih sama, hanya dapat menyampaikan fakta, bukan kebenaran seperti apa yang perna di sampaikan seno gumiro dalam karyanya trilogi insiden.


Beranjak dari berbagai macam asumsi yang di bangun, menurut saya ada baiknya kita menelaah lebih dalam dengan mencari kebenarannya, sehingga jangan sampai kita terjebak dalam pemikiran-pemikiran yang nantinya muncul tangapan orang lain bahwa kita hanya berspekulasi.

Dalam masalah ini yang perlu untuk kita ketahui lebih dulu ialah: Apa itu bunuh diri, Mungkin itu Pertanyaan dasar yang perlu kita ketahui. 


Dalam proses mengetik, di barengi dengan sebuah dialek yang berjalan antara Atus, Rambo, dan saya, walaupun masih saja wajah asumsi menempel dalam kronologis masalahnya. 

Bunuh diri adalah: sebuah tindakan yang di lakukan oleh seseorang untuk mengekspresikan rasa cintanya. Menurut Atus, mahasiswa fakultas isip program studi Ilmu komunikasi. Itu adalah motivasinya, karena ekspresi cinta yang dia sampaikan tidak di akui keberadaannya sambung atus. 

Dialek yang di bangun terus merayuku untuk masuk dan berdialektika dengan mereka berdua, namun kertas dan tinta pena ini tak sudih ku biarkan beristirahat. Jadi tugasku hanya bertanya dan terus bertanya; jika motivasi dapat membuat orang meninggal, Apakah motivasi itu salah? 

Motivasi belum tentu salah dan belum tentu benar, karena menurut "Muhammad Damm"  yang perlu untuk kita nilai adalah; eksistensi motivasi tersebut, walaupun berdasarkan konstruksi budaya dan Agama selalu saja salahkan tindakan pemuda tersebut, yang mana di nilai salah dan berdosa, perspektif Rambo mahasiswa Teologi.


Itu hanya asumsi kami saja, jadi setiap orang bebas berasumsi;silahkan berasumsi namun terhadap masalah bunuh diri yang terjadi di JMP ( Jembatan Merah Putih ), jangan berasumsi soal covid19 dan vaksin, jangan sampai kau menjadi asumsi.

Kawan berpikir mengajar semua pemuda untuk berasumsi yang Kritis, kreatif dan Inovatif. 

Catatan; "Fenomena menjelaskan keberadaan dan keberadaan itu adalah motivasi tadi"


Sc kawanberpikir, 19 Agustus 2021

Penulis: Sajak Bisu

1 Comments

Kalau Ingin karya anda di muat pada halaman "Kawan Berpikir" segera kirimkan tulisan anda pada email kami di kawanberipikir@gmail.com, "nama penulis akan selalu kami sertakan", karena karya anda sangat bermanfaat pada kemajuan literasi kedepanya, terima kasih atas partisipasinya. salam literasi.

Previous Post Next Post
https://www.youtube.com/watch?v=3vuGHbp6MtM&ab_channel=Kawanberpikir

Contact Form