FENOMENA SAMPAH JADI MASALAH DAN RUANG EKSPOS DIRI


Oleh: Sion Selfanay


Barangkali untuk menjadi sehat 

Setiap manusia seharunya mempunyai kesadaran

Bukanya berharap diatas harapan.


Duduk diam di atas satu kursi kayu-tua, depan kamar kosan yang belum juga kubayar dua bulan biaya tinggalnya, sembari membiarkan jari-jari tangan bermain diatas layar hp oppo bekas yang kubeli diamplas beberapa tahun lalu. Tidak menjelang lama satu notifikasi pesan WhatsApp berisi link berita dari tv nasional (tvone), tentang kehidupan masyarakat aru di pusat kabupaten kota (Dobo), yang mana ada dua Rt sebagai perwakilan dari sekian banyak Rt, mengaplikasikan realitasnya, yang hidup diatas lautan sampah  sudah sejak lama sehingga terbiasa. Sembari hari-hari terus berjalan dengan begitu cepatnya dan kesadaran semakin tumbuh besar namun kecil tindakannya.

Setiap manusia di bumi indonesia, Ketika melihat dan mendengar beritanya, terlihat seperti ada seorang yang menghitung angka mundur 3, 2 dan 1 secara langsung mengkomentari dengan kaca mata rabun jauh, dan rabun dekat namun tidak ada seorangpun yang memakai kaca mata molo, untuk menyelam masuk kedalam realitasnya yang paling hitam berahasia pertanyaan.

MELIHAT PERTANYAAN PUBLIC?

1. Dimana pemerinta daerah?

2. Dimana pemerinta daerah?

3. Dimana pemerinta daerah?

4. Dimana Pemerinta daerah?

5. Dimana pemerinta daerah?

Semua kita mempunyai pertanyaan yang sama dan dimana tempat jatuhnya, yang sudah tentunya pada pemangkuh kebijakan dalam hal ini di tingkat kabupaten kota. Perihal masalah Kesehatan saya pikir lebih baik kita melihat dinas Kesehatan yang memiliki tugas untuk membantu bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang Kesehatan yang meliputi:Kesehatan Masyarakat, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Pelayan dan Sumber daya Kesehatan, serta tugas pembantua yang diberikan kepada kabupaten. Sesuai beberapa tugas dari dinas yang telah saya paparkan diatas dengan begitu sederhana, saya mengajak kita untuk focus pada satu tugas dinas Kesehatan yakni: Kesehatan Masyarakat yang telah kita ketahui bersama bahwa tugasnya adalah melaksanakan pembinaan, pengasawan dan pengendalian di bidang Kesehatan lingkungan, melakukan pemantauan, evaluasi dan laporan dibidang Kesehatan lingkungan, Kesehatan kerja dan olahraga. Melaksanakan kordinasi dan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui sanitasi total berbasis masyarkat. 

Barangkali saya tidak perlu lagi menjelaskan secara detail satu demi satu tugas Kesehatan masyarakat karena setiap dari teman-teman pembaca memiliki hp dan sudah pastinya sementara mengakses internet, sehingga setelah membaca boleh untuk menanyakannya kepada om goggle, sebab saat ini saya akan mencoba membawa teman-teman pembaca untuk membaca hasil Analisa saya terhadap fenomena sampah di dua Rt yang merupakan representasi dari sekian banyak Rt di kota dobo Kabupaten Kepulaun Aru.

SELAMAT MEMBACA!

BEGINI ANALISANYA;

Menurut saya, permasalahan sampah di kabupaten kepulauan aru merupakan bentuk dari ketidaksadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), terkusunya pada tatanan rumah tangga dan tentunya ini menjadi fenomena sekaligus pertanyaan besar terhadap eksistensi dinas Kesehatan. Apabila melihat tahun-tahun yang sudah terlampau jauh terlewatkan, bahkan kita boleh melakukan perbandingan antara lima tahun lalu dengan kondisi lingkungan aru (Dobo) saat itu saya pikir masih sama realitasnya yakni masyarakat merasa terbiasa tidur diatas lautan sampah. Dan menurut pikiran dari wawasan kecil abstrak saya, pemerinta dalam hal ini dinas Kesehatan perlu untuk mengevaluasi strateginya dalam menangulangi masalah sampah di kota dobo, itupun kalau ada strategi, namun apabila pada hakikatnya dinas Kesehatan tidak memiliki strategi maka sudah tentunya dan seharunya menyiapkan satu strategi yang matang.

Melihat tokoh-tokoh masyarakat yang berbicara mengatas namakan kesadaran, tiba-tiba saya terdiam-berbicara beberapa detik sendiri, lalu bertanya tentang kapan tokoh-tokoh masyarakat ini punya kesadaran tentang permasalahan sampah dan atas dasar kesadaran seperti apa komunitas-komunitas lahir pada satu hari yang belum sempat merangkak sudah berdiri dan berteriak dengan mempertanyakan keberadaan pemerinta daerah 

Melihat realitasnya yang kasiang, sayapun teringat pada teori klasik H.L Blum yang sudah sejak lama mengatakan bahwa: ada empat factor yang mempengaruhi derajat Kesehatan masyarakat yakni; gaya hidup, lingkungan (Sosial, Ekonomi, Budaya dan Politik), Pelayanan Kesehatan dan Genetik. Jadi dimana posisi masalah sampah?

Sebab kemudian, kita seharunya lebih banyak menegur diri kita sendiri!

Post a Comment

Kalau Ingin karya anda di muat pada halaman "Kawan Berpikir" segera kirimkan tulisan anda pada email kami di kawanberipikir@gmail.com, "nama penulis akan selalu kami sertakan", karena karya anda sangat bermanfaat pada kemajuan literasi kedepanya, terima kasih atas partisipasinya. salam literasi.

Previous Post Next Post
https://www.youtube.com/watch?v=3vuGHbp6MtM&ab_channel=Kawanberpikir

Contact Form