SEBATAS ABU DAN DEBU

 

Hei kau! 

Aku melihat banyak warna-warni cinta yang begitu indah dan sejuta cerita dalam dirimu.

Sudah Begitu banyak lembaran kertas hidup, yang aku siapkan untuk menulis tentang mu.


Hei kau! 

aku ingin menjadi seorang sejarawan, yang menuliskan tentang kenangan dan setelah itu menceritakan padamu bersama anak-anak rindu.


Hei kau!

Jika kau izinkan, aku ingin menjadikanmu  ratu dalam setiap cerita yang ku tulis nantinya. sekali lagi izinkan aku melukis tentang senyumanmu pada lembaran kusam bernama; sejarah.


Hei kau! 

Telah ku tentukan jalan yang ku tempuh walaupun nantinya sakit, setidaknya dapat mewakili rasa yang ada, pada diriku yang diam-diam membiarkan tumbuh kembangnya patah hati paling romantis.


Hei kau!

Aku telah jatuh, serta patah dalam setiap detik bersamamu, namun jika ada tawaran untuk mengulang kembali, maka akan ku pastikan, aku adalah; orang pertama yang terdaftar, dan jika itu terjadi aku ingin berjalan paling belakang dan paling lambat.

Sebab aku ingin terakomodir dalam satu catatan tentang kumpulan orang-orang kalah dalam patah hati.


Hei kau! 

Aku harap kau tak perna bosan apalagi lelah, ketika aku memanggilmu.

Huuuff!

Bolehkah aku meminta? jika boleh, pinta ku hanya satu, biarkan  aku mengungkapkan rasa ini, kepada mereka dulu. sebelum kau mendengar yang entah sebentar lagi, menjadi abu dan debu yang selalu setia di nikmati oleh pecundang cinta jalanan.

                                               

Talake, 02 Desember 2020

Orlando Farneyanan


1 Comments

Kalau Ingin karya anda di muat pada halaman "Kawan Berpikir" segera kirimkan tulisan anda pada email kami di kawanberipikir@gmail.com, "nama penulis akan selalu kami sertakan", karena karya anda sangat bermanfaat pada kemajuan literasi kedepanya, terima kasih atas partisipasinya. salam literasi.

Previous Post Next Post
https://www.youtube.com/watch?v=3vuGHbp6MtM&ab_channel=Kawanberpikir

Contact Form