Oleh : William Noya
Sudut Kota, 21 September 2021
Kepada embun yang bertengger di ujung daun
Kepada mimpi-mimpi yang membadai
Seolah-olah dirampok oleh para penyamun
Juga kepada kata-kata yang dingin ditelan kabut.
Kepada jalan yang tubuhnya disesaki anak sekolah, mereka yang berdasi.
Yang biasa menyangkutkan mimpi
TerimaKasih
Karena Aku kembali belajar rindu kepada sajak-sajak yang dirangkai kata yang tak berjarak.
Aku masih menanti kabar darimu,kau yang hilang sepekan terakhir dengan rindumu
Ungkapan rindu telah kau dengar.
Namun....
Ada apa denganmu? Ketika kau pisahkan rindu dan cinta?
Aku disini menanti kabar darimu
Suara-suaraku tak kau hiraukan namun rindu ini tak pudar.Dua kursi kosong menanti kedatanganmu, bersama kopi yang telah siap disajikan. Ada tegukan yang nikmat di bibir gelas ketika menatapmu. Suara ramah dan tertawa pelan masih kurindu. Di sini, sudut kedai kopi menjelang malam.