Aku melihat kau terburu-buru melangkah maju dik, membidik rasa, serta menggali perasaan sampai kau lupa, bahwa; untuk mencintaiku kau tak perluh jatuh.
Aku melihatmu perlahan-lahan menelan habis cahaya luka, ketika bulan kau jadikan saksi atas janji yang kau meteraikan di atas tanah raja-raja, tempat buruh tani menanam cinta.
Lantas menapa kau bertanya aku harus apa?
menurutmu?
Kau harus apa?
Jika kau perempuan mengapa kau meragukan eksistensi mu?
Aku terkejut ketika mendengarkan bisikan angin malam beberapa detik lalu, yang katanya kau ingin menculiku subuh nanti, ketika mata-hari mencium kening kota.
Benarkah?
Jika benar!
Maka izinkan aku menjadi tim sukses dalam menyukseskan proses penculikan ku subuh nanti.
Negeri lama, 29 November 2020.
Sionselfanay
.
.
.
#sajakbisu.
#pelukissajak.
Tags
PUISI