Mengenal
lebih jauh tentang organisasi pemuda dan kemahasiswaan tentu suda menjadi hal
yang lumrah di telinga para pemuda dan Mahasiswa. Mengulas lebih dalam soal
status organisasi independensi adalah suatu entitas pemuda dan mahasiswa sebagai subjek utama dari
kehadiran organisasi pergerakan. Melihat dari tataran yang lebih luas,
sesunggunya organisasi semacam ini diluar dari pada underbornd pemerintah semua
itu bisa terjadi akibat independensi yang menjadi indentitas dari pada organisasi itu sendiri. Di
sisi lain, organisasi yang berciri
independen tengah mengantongi visi yang lebih condong untuk menyikapi
problematik kemanusiaan di tengah perkembangan peradaban ketimbang mengurus
kepentingan sektoral para elit atau penguasa.
Sesunghnya
ciri organisasi tersebut tidak serta merta di dirikan tanpa orientasi yang
pasti. Namun dalam konteks ini, peran serta fungsi organisasi ini seharusnya,
lebih mencolok di kalangan publik. Hal tersebut dikarenakan adanya amanah yang
diemban oleh para potensi setiap kader yang memainkan peran dengan mengunakan
fungsi organisasi dalam hal mengadvokasi setiap problematik sosial yang
menyangkut dengan hajat hidup orang banyak. Mengacu pada konteks pergerakan
organisasi independen di indonesia akhir-akhir ini nyatanya mengalami degradasi
yang cukup signifikan. Semua itu dapat kita lihat dari kondisi kekinian yang
kerap kali kita jumpai dalam setiap dinamika organisasi yang tengah kita lalui
bersama. Oleh karenya, sejatinya aras perjuangan organisasi independen sekarang
ini perlu untuk adanya transformasi dari sisi fungsi dan peran yang mungkin
saja mulai menyimpang dari asas pergerakan organisasai tersebut yang menjadi cikal
bakal lahrinya organisasi ini.
Selanjutnya
dalam menjawab tema yang betajuk “ Independensi Atau Dependensi GMKI Kekinian “ maka perlu kita berangkat dari konteks
persoalan kekinian yang kita jumpai akihir-akhir ini sebut saja Politik Praktis,
yang tengah menular dalam aras perjuangan GMKI sendiri. Konkritnya adalah GMKI
seharunya lebih berbenah diri dari pengaruh politik praktis yang cenderung
menyimpang dari nilai dan cita-cita luhur yang tengah di gumuli sejak
pergerakan ini lahir. Secara objektif dinamisasi organisasi sekarang ini hampir
semua mengalami hal yang sama bukan saja GMKI tapi seyogyanya sebagian besar
OKP pun mengalami hal demikian sehingga, dampaknya semakin diarasakan oleh setiap kader
yang pada giliranya cenderung pasif dan
kurang objketif.
Selain
itu, pada periode sekarang seharusnya GMKI mulai melangkah dengan satu upaya
untuk mentransformasi organisasi agar kedepan lebih tertata secara baik dan
mandiri. mengingat, saat ini GMKI sementara berada pada kondisi transisi
kepemimpinan yang mulai dari pusat hingga ke cabang-cabang di seluruh indonesia
yang merupakan bagian integral. Dalam perjalan di masa kepemimpinan yang baru
harapannya bahwa GMKI harus lebih independen dari indentitas sesunggunya sehingga
dalam perjalananya organisasi ini lebih mandiri dari intervensi politik praktis
yang selama ini tengah menyelimuti GMKI dari periode-periode sebelumnya. Oleh karenanya
paling tidak langkah awal yang kemudian harus di dahului GMKI adalah penegasan
status independensi GMKI sebagai organisasi Non-Profil dan bukan bagian dari
organisasi sayap. Begitu pula dengan eksistensi setiap kader yang mengeluti
organisasi ini seharunya lebih bersikap dewasa dengan masanya dengan begitunya
GMKI lebih transformatif dalam
pergerakanya.
Sejalan
dengan dinamika organisasi maka perlu pertanyaan kritis untuk menjawab tema di
atas adalah :
Apakah
GMKI Masih berciri Independensi ?
Untuk
menjawab pertanyaan di atas maka perlu adanya refleksi kecil-kecilan dari
kondisi objektif GMKI yang kita jumpai
dari realitas yang ada. Sejatinya GMKI di masa transisi sekarang ini tak bisa
pungkiri bahwa pada peristiwa kemarin sejak pelantikan PP GMKI MB
2020-2022 menurut sudut pandang publik secara koktif nyatanya
terjadi pergolakan pada internal GMKI sehingga peristiwa tersebut tentunya, menjadi
pengalaman yang perlu ditelaah dari masing-masing cabang dalam memanajemen
organisasi di tingkat cabang agar terhindar dari pergolakan tersebut. problematik
yang GMKI alami pada hari-hari kemarin semuanya itu karena GMKI tak mampu
membendung kekuatan politik praktis secara organisasional hal tersebut membuat
GMKI cenderung pasif dan terbelenggu
dengan sikap ketidak-profesinoalnya GMKI dalam menjalakankan masa pergantinya
kepemimpinan (suksesi) dan perekrutan fungsionaris organisasi yang condong familiar
. dari peristiwa ini GMKI kehilangan Roh berkontestasi secara independensi justru GMKI berkontestasi secara dependensi
dan itu sangat tidak sehat dalam berorganisasi. Maka konfigurasi politik GMKI
pada tataran internal organisasi perlu di perbaharui secara masif dan berkelanjutan
sehingga GMKI lebih mengedepankan independensi
organisasi dan mampu bertangungjawab secara profesional.
Talake, 17 Februari 2020
Penulis : Marcho Talubun