Kemarin,
Aku mendengarkan ucapan-ucapan dan harapan-harapan di selamatkan, namun tidak terselamatkan, sebab merdeka hanya ada di Agustus, seusai itu mungkin menderita yang terus memberita.
Kemarin,
Aku melihat seorang pemuda dengan gaganya memberi hormat kepada sang saka, sebagai kasih paling putih dan cinta paling merah untuk negeri ini.
Hari ini,
Aku melihat petani menjatuhkan harapan dari bibirnya; tumbuh menjadi penyesalan, nelayan menjaring kesia-siaan dan kaum buru yang tak bosan-bosannya mengejah; sejatera
Hari ini,
Aku mendengarkan suara seorang pemuda dengan lantang meneriakan keadilan, sebab hutan adatnya di tebang namun ia tak punya kuasa, sehingga status korbannya berubah menjadi tersangkah.
Hari ini,
Kasih putih pemuda tak di aplikasikan ketika satu pemuda di patahkan tulangnya, merah cinta pemuda tak mampu hadir ketika darah seorang pemuda tumpah di atas tanah ini.
Besok,
Entah apa yang terjadi?
Takutku terus mengelisah, harapku terus melangit, sambil menatap langit mimpi menyapa dengan cahaya Kata-kata; Kemarin rakyat Merdeka, Hari ini rakyat di Mardika, besok rakyat Menderita.
Bumi, 18 Agustus 2021
Penulis: Sajak Bisu