Rambut keriwil kulit sao matang mata garida
Pemilik rias wajah tercantik sejagat raya
Malaikat ku yang tak bersayap namun seatap
Dengan harapan-harapan kelak kita beradab
Sebelum fajar menyapa pagi
Seakan waktu bersengkokol dengan hari Semacam membunuh mimpi indahmu
Bau wangi keringat bercampur bau asap
Malaikat ku bertarung di depan bara api
Layaknya nyala bara api yang mengasapi Semangatmu taklukkan nyala panas api
Tak kenal hujan tak kenal panas
Malaikat ku membara terus mengembara
Lakukan barter antara rupiah dan harapan
Demi sesuap nasi tanpa basa-basi belaka
Seringkali...
Kata-kata dan tindakanku ialah senjata api
Menembak mati semangat panas bara api
Malaikat ku rapuh malu tersungkur kaku
Dalam kesedihannya itu sewaktu-waktu
Kepala tertunduk namun hati terangkat
Penuh sujud syukur pada Sang Khalik
Namun...
Seperti ini lantunan awal puisiku
Malaikat yang tak bersayap namun seatap
Dikirim Tuhan dalam wujud wajah ibuku
Memaafkan mengasihi dan melindungiku
Layaknya...
Salawaku Martha Christina Tiahahu
Seperti musafir terus mengembara
Banyak pengalaman tanamkan prasasti
Tanpa apresiasi karena kurang prestasi
Kau guru hidup mau mengajarkan kehidupan
Jujur...
Tak malu tak kaku ketika bibir Ku
Gambarkan senyummu jerih juangmu semangatmu bagi kawan seperjuanganku
Dan terhadap siapapun orang sekitarku
Bagiku....
Kau Malaikat ku
Kau panutan ku
Kau kebanggan ku
Karena ku tahu kau malaikat tak bersayap...
~Willyam Noya.
~NegeriLama ,18 Desember 2020.
Terima kasih..
ReplyDelete